Way Kanan Raih Juara Pertama Festival Produk Unggulan Pertanian Daerah Tahun 2022
Kabupaten
Way Kanan mengikuti Kegiatan Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-42 Tingkat
Provinsi Lampung yang dilaksanakan di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung,
Senin (21/11/2022).
Kabupaten
Way Kanan berhasil meraih Juara Pertama Festival Produk Unggulan Pertanian
Daerah. Penghargaan tersebut diterima oleh Wakil Ketua II TP PKK Kabupaten, Ny.
Vorian Melita Saipul yang diserahkan langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK
Provinsi Lampung, Ny. Riana Sari Arinal.
Produk
Unggulan Pertanian Daerah yang diikutsertakan oleh Kabupaten Way Kanan pada
Festival tersebut diantaranya, Produk Unggulan Pertanian Pertama, Anggur yang merupakan
salah satu produk unggulan di Way Kanan yang dibudidayakan oleh Kelompok Tani
Karya Bhakti di Kampung Kalipapan Kecamatan Negeri Agung. Dimana pada Kampung
tersebut juga terdapat Rumah Anggur Nyala yang merupakan kebun anggur mini
serta memanfaatkan pekarangan rumah sebagai budidaya anggur jenis import dengan
berbagai varian/varietas, yangn bertujuan untuk menambah nilai ekonomi dan
pemafaatan lahan pekarangan untuk lebih produktif. Keunggulan buah Anggur
tersebut juga merupakan produk unggula yang dibudidayakan dengan cara organik tanpa
campuran zat-zat kimia sehingga terbebas dari residu dan lebih aman konsumsi.
Produk
Unggulan kedua yaitu Pisang Cavendish yang dibudidayakan oleh PT. Mahameru
Aksara Agri di Km 07 Kelurahan Blambangan Umpu yang memiliki kualitas ekspor. Kemudian,
Produk
Unggulan ketiga yaitu Buah Naga yang dibudidayakan oleh Kelompok Wanita Tani Delima
Kampung Menanga Siamang Kecamatan Banjit, yang juga dibudidayakan secara organik
tanpa campuran dari pupuk maupun pestisida kimia.
Produk
Unggulan keempat, Papaya California yang dibudidayakan oleh Kelompok Usaha Tani
Kampung Lebung Lawe Kecamatan Buay Bahuga juga masuk dalam salah satu produk
unggulan pertanian yang diikutsertakan dalam festival tersebut. Pepaya
California tersebut telah dibudidayakan selama 2 Tahun dengan produktivitas 1
Kg/batang dengan keunggulan juga dibudidayakan secara organik sehingga bebas
residu dan aman konsumsi.
Produk
Unggulan kelima, Jeruk budidaya Kelompok Tani Mekar Sari Kampung Kalipapan
Kecamatan Negeri Agung jenis Siam Madu dan Jeruk BW dengan pembudidayaan secara
organik dan hasil panen mencapai 10 hingga 15 ton/ha dipanen sekali dalam
setahun dan dapat mulai dipanen pasa umur 3 Tahun serta didistribusikan ke
seluruh Wilayah Lampung juga turut serta dalam festival tersebut.
Produk
Unggulan keenam yaitu Melon yang dibudidayakan oleh Kelompok Tani Sari Makmur
II di Kampung Bumi Agung Kecamatan Bumi Agung. Dibudidayakan oleh Bapak Amin
selama 5 Tahun, telah melakukan tiga kali masa tanam dengan hasil produksi
sekitar 20 ton/ha setiap masa panennya. Jenis melon yang dibudidayakan yaitu
varietas Melon Jumbo dan Melon Merlin, dengan cara organik, dan memiliki cita
rasa yang manis dan segar, dengan tekstur cenderung lunak, berwarna orange
serta aroma yang harum.
Produk
Unggulan ketujuh yaitu Cabai Merah (Capsicum Annuum) yang merupakan
komoditas sayuran yang memiliki banyak manfaat, bernilai ekonomi tinggi dan
mempunyai prospek pasar yang menarik. Di Kabupaten Way Kanan, Cabat Merah juga
menjadi salah satu produk unggulan yang dibudidayakan oleh Kelompok Tani Sari
Makmur III Kampung Bumi Agung Kecamatan Bumi Agung. Selain itu, pembudidayaan tersebut
juga dibudidayakan secara organik tanpa campuran pupuk kimia maupun pestisida
kimia.
Untuk
Produk Unggulan yang kedelapan diikutsertakan pada festival tersebut yaitu
Penangkaran Benih, yang dikembangkan Penangkaran Benih Padi M70D yang
dibudidayakan oleh Kelompok Tani Srijaya I dan Kelompok Tani Makmur Kampung
Serdang Kuring dan Kampung Bumi Agung Wates Kecamatan Bahuga. Salah satu
pendekatan system produksi benih unggulan yang dapat dilakukan di Kabupaten Way
Kanan saat ini adalah Pengembangan Penangkaran Benih Berbasis Masyarakat, dimana
masyarakat tani secara berkelompok (poktan) didorong memproduksi sendiri kebutuhan
benihnya pada hamparan kelompoknya, sehingga akan lebih menghemat waktu dan biaya,
dan untuk selanjutnya dapat mejadi unit produksi benih sumber yang berorientasi
agribisnis.
Penulis
: Fitria Wulandari
Photo
: Dinas TPHP